Rabu, 04 September 2013

IMAN KEPADA ALLAH SWT MELALUI ASMAUL HUSNA

 Iman secara etimologi berarti percaya. Sedang secara istilah, iman adalah pembenaran dalam hati yang diikrarkan secara lisan dan dibuktikan dalam amal perbuatan. Iman yang kuat pada diri seseorang akan sangat mempengaruhi sikap dan perilakunya. Apalagi bila iman terhadap adanya Tuhan diyakini sebagai satu-satunya Zat yang menentukan jalan hidupnya, tentu iman itu akan sangat berpengaruh terhadap sikap hidup dan perilaku kesehariannya. Bila iman semacam itu berasal dari sumber yang salah, maka kepercayaan itu akan menuntun ke arah kesesatan hidup yang sesungguhnya. Sebab keberadaan Zat Tuhan itu sendirilah sesungguhnya yang menjadi sumber kepercayaan seseorang.

            Bila Zat Tuhan yang diyakini bukan Tuhan yang sesungguhnya, maka kebenaran dari keyakinannya itu tentu merupakan kepalsuan belaka. Inilah pangkal kesesatan yang menumbuhkan cabang-cabang kesesatan hidup selanjutnya. Sebaliknya bila Zat Tuhan yang diyakini itu memang betul-betul Tuhan yang sesungguhnya, maka kebenaran dari keyakinannya itu tentu merupakan pangkal keselamatan dan kesejahteraan abadi. Oleh sebab itu, upaya untuk memperoleh petunjuk yang benar dalam membangun keyakinan akan wujud Tuhan dalam diri seseorang, menjadi perkara yang sangat penting dalam kehidupan ini. Di sinilah letaknya alasan orang Islam untuk membangun iman kepada Allah swt. Sebagai pokok keyakinan dalam hidupnya. Karena iman merupakan dasar dari segala amal perbuatan manusia di dunia ini.


Iman menurut bahasa adalah percaya atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid iman adalah kepercayaan yangdiyakini kebenarannya dalam hati, diikrarkan secara lisan dan dipraktekkan/ direalisasikan dalam perbuatan.
Asmaul Husna menurut bahasa artinya nama-nama yang baik. Menurut istilah ilmu tauhid yaitu nama-nama yang baik yang hanya dimiliki oleh Allah SWT, sebagai bukti akan keagungan Allah SWT.
Jadi maksud dari “iman kepada Allah SWT melalui Asmaul Husna” adalah kita meyakini akan adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kesempurnaan-Nya, Rasa percaya/yakin ini dapat di tumbuhkan melalui berbagai cara salah satunya melalui Asmaul Husna.


A. PENJELASAN 10 SIFAT ASMAUL HUSNA

1. AR-RAHMAN ( Maha Pengasih)
ALLAH memiliki nama Ar-Rahman yang artinya maha pemurah atau pengasih karena Allah telah melimpahkan Rahmat-Nya kepad seluruh makhluk yang ada di dunia ini tanpa pandang bulu baik yang beriman, bertqwa, dan yang beramal baik maupun yang berperilaku durhaka, ingkar, dan berperilaku jahat. Mereka tetap diberi rahmat oleh Allah. Demikian juga hewan dan tumbuhan mereka juga diberikan Rizqi oleh Allah, yang merupakan bentuk sifat RAHMAN-Nya Allah.
DALIL NAQLI : SURAT AL-FATIHAH ayat 3
DALIL AQLI : Allah SWT sebagai yang menciptakan makhluk di dunia inipasti memiliki sifat pemurah atau pengasih pada makhluk ciptaan-Nya. Buktinya kita manusia diberikan nikmat hidup walu kita sebagai manusia ada yang ingkar.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Allah bersifat Ar-Rahman ( Maha Pengasih, pemberi kanikmatan yang agung-agung, pengasih dunia ). Penghayatan terhadap nama dan sifat Allah SWT seperti tersebut hendaknya mendorong setiap orang beriman untuk berusaha agar senantiasa bersikap dan berperilaku baik kepada sesama manusia baik yang seagama dan lain agama (tidak pilih-pilih).

2. AR-RAHIM ( Maha Penyayang )
ALLAH SWT memiliki nama Ar-Rahim yang artinya maha penyayang yang selalu dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman secara tetap atau bersifat kekal yang tidak hanya diberikan di dunia saja bahkan sampai kealam kubur serta akhirat.
Dunia ini Allah menetapkan hukuman bagi mereka yang bermaksiat (kafir, musyrik) misalnya hukum rajam bagi pezina, potong tangan bagi pencuri. Di akhirat keadilan Allah tidak dapat dipermainkan. Mereka akan mendapatkan balasan atas semua perbuatan di dunia ini.
DALIL NAQLI : Surat Al-Fatihah ayat 1
DALIL AQLI : Allah SWT pasti sayang kepada umat-Nya yang iman dan bertaqwa, sehingga Allah pasati akan memberikan balasan kepada mereka yang taat dan bagi mereka yang tidak taat Allah tidak akan menyayangi mereka karena sifat Ar-Rohim-Nya Allah hanya diberikan kepada mereka yang taat. Buktinya nanti di akhirat kelah hanya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah saja yang dapat masuk surga.

PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Allah bersifat Ar-Rahim (Maha penyayang, pemberi kenikmatan yang pedik-pedik, dan penyayang di akhirat). Di alam di alam akhirat kelak keadilan Allah akan ditegakkan, setiap manusia yang di dunianya betul-betul bertaqwa tentu akan ditempatkan di surge yang penuh dengan berbagai macam kenikmatan. Sedangkan manusia yang ketika didunianya durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa tentu akan ditempatkan di neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. Penghayatannya agar manusia selalu bertaqwa agar tidak durhaka kepada Allah.

3. AL-QUDDUS ( Maha Suci )
Allah bersifat Al-Quddus/Maha Suci karena Allah SWt adalah Dzat yang suci dari segala sekutu, Allah bersifat tunggal. Allah sebagai Pencipta itu pasti suci dari segala sifat kekurangan karena Allah bersifat Maha Sempurna. Dengan demikina apapun yang dilakukan Allah pasti juga suci.
DALIL NAQLI : Al-A’raf ayat 96
DALIL AQLI : Allah sebagai sang pencipta pasti suci dari segala kekurangan, tidak mungkin memiliki sifat yang buruk. Jika sang pencipta memiliki sifat kekurangan maka niscaya dunia akan hancur, seperti jika Tuhan tidak memiliki sifat maha berkata, maka siapa yang akan memberitahu kita akan baik buruknya suatu hal, maka itu mmerupakan hal yang mustahil.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Disini kita dapat meneladani, sebagai manusia kita sebaiknya senantiasa menjaga kesucian diri, akal, perilaku, pakaian dan lingkungan dll dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Agar kita kembalikepada allah dalam keadan suci seperti saat kita dilahirkan kedunia.

4. AS-SALAM ( Maha Sejahtera )
Sifat As-Salam/Maha Sejahtera berada pada nama Allah karena hanya Allah saja yang dapat memberikan kesejahteraan pada makhluknya. Jadi segala kesejahteraan yang ada didunia ini semua bersumber pada Allah SWT.
DALIL NAQLI : Al-Hasyr ayat 23
DALIL AQLI : kita sebagai makhluk pasti menginginkan kesejahteraan dalam hidup ini, kepada siapalagi kita meminta kesejahteraan jika tidak pada Allah SWT ja
di segala kesejahteraan yang ada di dunia ini pasti milik Allah. Bukti bagi orang yang orang berusaha keras pasti akan mendapatkan kesejahteran.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Kita sebagai manusia senantiasa selalu berdoa dan berusaha untuk keselamatan dan kesejahteran. Kita sebagai manusia yang diberi kelebihan harta alangkah baiknya jika menyisihkan untuk saudara kita yang kurang mampu, ini merupakan bentuk aplikasi pengamalan dari Asmaul Husna As-Salam.

5. AL MU’MIN ( Maha Memberi Keamanan atau Terpercaya )
Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang MAha Memberikan Keamanan atau Yang maha Terpercaya karena dalam mencantumkan wa’dun/janji-janjinya pasti tidak mungkin diingkari, pasti ditepati.
DALIL NAQLI : Al-Hasyr ayat 23
DALIL AQLI : Dalam hidup ini kita pasti menginginkan rasa aman dari bencana alam ataupun dari kejahatan manusia yang ada di dunia ini, dimana lagi kita meminta kecuali kepada Allah atau Allah SWT pasti memiliki sifat maha terpercaya tidak mungkin Allah SWT bersifat khianat.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Kita sebagai seorang muslim hendaknya selalu berusaha menjadi orang yang dipercaya dengan selalu bersifat jujur, tidak berdusta, selalu menjaga amanah, tidak berkhianat. Selain itu kita kita berusaha untuk memberikan rasa aman terhadap sesama, ini merupakan pengaplikasian dari sufat Allah Al-Mu’min

6. Al ADLU ( Maha Adil )
Allah memiliki nama AL ADLU yang berarti maha adil dan sangat sempurna keadilannya, tidak ada zzat lain yang memiliki keadilan yang setara dengan Allah, karena keadilan manusia hanya terbatas dan tidak sempurna, sebab manusia berada pada tempat salah dan lupa.
DALIL NAQLI : An-nahl ayat 90
DALIL AQLI : Allah dalam pengadilanya kelak di akhirat tidak mungkin ada suap menyuap keadilan pasti di tegakkan. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifaqt tamak akan harta, karena itu sebuah kekurangan maka itu tudak mungkin dimiliki Allah.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Kita sebagai makhaluk Allah hendaknya selalu bersifat adil terhadap Khaliknya yaitu Allah dan juga sesama serta terhadap makhluk yang lain. Menegakkan kebenaran dan menjauhi perbuatan zalim (aniaya).

7. AL GAFFAR ( Maha Pengampun )
Allah SWT pasti memiliki nama AL GAFFAR yang berarti Maha Pengampun, yang memiliki kebebasa untuk memberikan ampunan kepada makhluknya yang bertaubat. Karena manusia tak mungkin luput dari dosa.
DALIL NAQLI : Sad ayat 66
DALIL AQLI : jika kita sebagai manusia mau bertaubat insaallah pasti diterima karena Allah memiliki sifat Maha Pengampun , jika Allah SWT tidak memiliki nama ini maka niscaya semua orang pasti masuk surge kerena mereka memiliki dosa, tetapi Allah itu Maha Pengampun jadi mustahil Allah tidak bersifat Maha pengampun
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Allah tentu akan memaafkan dosa makhluknya yang telah bertaubatan nashuhah, apalagi kita sebagai mus lim yang beriman harus memiliki rasa saling memaafka satu sama lain. Bagi mu’min yang suka member maaf maka akan bertambah kemuliananya.

8. AL HAKIM ( Maha Bijaksana )
Allah SWT bernama Al-Hakim yang artinya Maha Bijaksana karena tidak munkin ada yang bias melebihi kebijaksanaan-Nya. Buktinya Allah menciptakan Manusia, tumbuhan, hewan pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar.
DALIL NAQLI : Al-Mu’min ayat 115
DALIL AQLI : Allah SWT pasti memiliki sifat ini karena jika Allah tidak bersifat Maha Bijaksana maka itu hal yang mustahil, karena itu merupakan sifat yang kurang tidak mungkin Allah bersifat kurang.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Seorang mu’min harus berpikiran tajam, luas dan teliti sehingga terhindar dari segala perilaku yang merugikan.

9. AL MALIK ( Maha Merajai atau Menguasai )
Allah SWT memiliki nama ini karena Allah merupakan Raja dari segala raja yang ada di muka bumi ini, Dia-lah yang mengatur sendiri kerajaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya sendiri.
DALIL NAQLI : Al-Mu’minun ayat 116
DALIL AQLI : Allah sebagai sang pencipta pasti menguasai segala yang diciptakannya termasuk manusia, Allah mengatur segala takdir bagi manusia sehingga wajib bagi manusia untuk tunduk kepada raja dari segala raja yaitu tidak lain adalah Allah.

PERILAKU YANG DAPAT DI TELADANI : Sebagai manusia yang beriman dalam melaksanakan tugas kepemimpinan hendaknya meneladani sifat Allah ini dan menjadikan sifat wajib rasul dan para khulafaur rasyidin sebagai pedoman dalam melaksana tugas kepemimpinannya. Bagi manusia ini sangat perlu karena semua manusia merupakan khalifah bagi dirinya sendiri dan khalifah di bumi.

10. AL-HASIB ( Maha Menjamin atau Memperhitungakan )
Allah SWT bernama Al-Hasib artinya maha menjamin, memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Disini Al Hasib juga dapat diartikan Maha Memperhitungkan. Segala amal manusia yang ada didunia akan dihitung dengan seteliti-telitinya dan seadil-adilnya, karena dalam pengadilan Allah pasti keadilan pasti ditegakkan.
DALIL NAQLI: An-Najm, 53: 39-40
DALIL AQLI : disini Allah SWT sebagai yang menciptakan pasti akan menjamin kebutuhan makhluknya, tapi terkadang terjadi kesalahpahaman, bahwa Allah tidak adil karena kebutuhannya tidak terjamin, disini sesungguhnya Allah telah menjamin hanya saja makhluknya saja yang tidak mau berusaha dalam memperolehnya.
PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI : Kita sebagai mun’min harus senantiasa selalu mengadakan perhitungan terhadap perilaku kita terhadap sesama makhluk (introspreksi diri). Jika pada instroprksi itu ada perilaku yang memberikan manfaat maka hendaknya diteruskan tetapi jika pada introspeksi diri itu ada perilaku yang memberikan kemudhorotan maka hendaknya tidak dilakukan lagi.
KESIMPULAN :

 Iman kepada Allah berarti mempercayai atau meyakini bahwa Allah SWT itu Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan alam semesta dan segala isinya, yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan serta jauh dari segala sifat kekurangan. Keyakinan atau kepercayaan tersebut diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan amal saleh.Ø
 Dalam Asmaul Husna terdapat sifat-sifat Allah yang wajib dipercayai kebenarannya dan dijadikan petunjuk jalan oleh orant yang beriman dalam bersikap dan berperilaku.
Ø
 Orang yang beriman akan menjadikan sepuluh sifat Allah dalam Asmaul Husna sebagai pedoman hidupnya tentu dia akan berperilaku : adil, pemaaf, bijaksana, menjadi pemimpin yang baik, selalu berintrospeksi diri, berbuat baik dan berkasih sayang, bertakwa, menjaga kesucian, menjaga keselamatan diri, berusaha menjadi orang yang terpercaya, memberikan rasa aman pada oranlain, suka bersedekah dll.
Ø




Iman kepada Allah adalah mempercayai atau meyakini sepenuh hati bahwa Allah itu ada, dengan segala keagungan dan kesempurnaannya. Ada dua cara untuk mengenal Allah. Cara yang pertama adalah menggunakan akal sebagai sarana berfikir, merenung, berkontemplasi, mengamati, dan mengadakan penelitian. Cara kedua adalah dengan mengkaji dari wahyu yang datang dari Allah.
Salah satu cara untuk meyakini adanya Allah adalah dengan membiasakan diri memahami makna dari sifat-sifat Allah. Sifat-sifat Allah dibedakan menjadi tiga macam: Sifat Wajib, Sifat Mustahil dan Sifat Jaiz yaitu Allah bebes menciptakan dan tidak menciptakan makhluk.

Sifat Wajib, Sifat Mustahil.
Wujud
‘Adam
Iradah
Karahah
Qidam
Khudus
‘Ilmu
Jahlun
Baqa’
Fana
Hayat
Maut
Mukhalafatu lil Khawadisi
Mumasalatu lil Khawadisi
Sama’
Summun
Qiyamuhu bi Nafsihi
Ikhtiyaju li ghairihi
Basar
‘Umyun
Wahdaniyah
Ta’adud
Kalam
Bukmun
Qudrat
‘Ajzun


Asma’ul Husna

Asma'ul husna adalah nama-nama Allah ta'ala yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berati yang baik atau yang indah jadi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah yang baik lagi indah.
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada Dzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah ta'ala. Selain perbedaaan dalam meengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman.

Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis"Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keteranganAl-Qur'an tentang Allah. Setiap pembahasan hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat di misalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas.

"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia"(QS. Al-Ikhlas : 1-4)

Adanya pola berfikir yang mencampurkan pola pikir duniawi dan kenyataan yang sebenarnya. Dalam kaidah bahasa Inggris atau bahasa kita apabila kita ingin mengetahui tentang sesuatu maka kita akan bertanya : 1. Siapakah namanya? 2. Bagaimanakah Sifatnya? 3. Dimanakan tinggalnya? atau dimanakah tempatnya? 4. Sekarang sedang apakah? semakin banyak kita bisa menjawab pertanyaan maka akan semakin baik. Perbedaan dalam ma'rifat kepada Allah ta'ala ini adalah tidak bisa dengan pertanyaan pertanyaan diatas saja. Silahkan datang ke Majelis Ta'lim atau Majelis Ilmu.

Kalau sifat-sifat baik dan terpuji yang disandang manusia/makhluk seperti hidup, kuasa/mampu, pengetahuan, pendengaran, penglihatan, kemuliaan, kasih sayang, pemurah, perhatian dan sebagainya maka pastilah Yang Maha Kuasa pun memiliki sifat-sifat baik dan terpuji dalam kapasitas dan substansi yang lebih sempurna, kerana jika tidak demikian, apa arti keperluan manusia kepadaNya ?

180. hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

[585] Maksudnya: Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.
[586] Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk Nama-nama selain Allah.


110. Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya[870] dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".

[870] Maksudnya janganlah membaca ayat Al Quran dalam shalat terlalu keras atau terlalu perlahan tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum.


Kata al husna yang berarti terbaik. Penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlatif ini, menunjukkan bahawa nama-nama tersebut bukan saja baik, tetapi juga yang terbaik bila dibandingkan dengan yang baik lainnya, apakah yang baik selainNya itu wajar disandangNya atau tidak. Sifat Pengasih misalnya adalah baik. Ia dapat disandang oleh makhluk/manusia, tetapi kerana bagi Allah nama yang terbaik, maka pastilah sifat kasihNya melebihi sifat kasih makhluk, dalam kapasiti kasih mahupun substansinya.


0 komentar:

Posting Komentar